AGEN POKER
Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa
Namaku Hana, seorang ibu rumah tangga yang sudah memililki 2 orang anak.
Anak sulungku berusia 26 tahun dan kini tengah belajar di pesantren.
Yang bhungsu baru berusia 6 tahun. Suamiku wirswata dan usianya 48
tahun. Akupun sendiri berusia 39 tahun. Tadinya aku enggan untuk
menceritakan semua ini. Namun karena mungkin ini bisa jadi contoh buat
para ibu-ibu yang mungkin memiliki pengalaman yang sama denganku, ya
wajib menyimak.
Kejadian itu terjadi 3 tahun lalu ketika aku mengadakan sebuah
hajatan buat anakku yang lagi disunat. Kami memang menggelar acra yang
sangat meriah. Siangnya diisi dengan sisingaan dan malamnya diisi dengan
pagelaran wayang golek. Kami sengaja mengundang ki dalang ***** ( sebut
saja ki Jaya ). Umurnya sekitar 60an tapi dia masih bugar. Maklum lah
seorang dalang pasti memiliki banyak kegiatan baik rohani maupun
jasmani.
Sekitar pukul 8 malam pagelaran wayang pun dimulai. Banyak penonton
yang hadir saat itu. Lakonnya pada saat itu berjudul Bambang Gundayitma.
Aku sih gak terlelu mengerti denagn wayang. Tapi ya sekedar menonton
aku ikutin aja, pagelaran berlangsung kurang lebih 6 jam. Sekitar pukul 2
subuh pagelaran usai dan para penonton berangsur pulang. Keadaan
dirumahku memang banyak orang yang sekdar bantu-bantu di rumah. Ya kami
memang lelah tapi mau bagaimana lagi soalnya aku yang punya hajat jadi
masi8h banyak yang harus kami selesaikan.
Ternyata Ki Jaya juga cukup kelelahan. Maklumlah dia menggelarkan
wayang sekitar 6 jam. Mungkin pegel-pegel terasa di sekujur tubuhnya.
Kami menawarkannya untuk tidak langsung pulang dan menginap saja di
rumah kami. Dia pun menyetujuinya smentrara rombongannya pulang. Aku
menyiapkan kamar sementara suamiku masih menemani para tamu terdekat
sambil minum kopi.
Ketika aku mengantar Ki Jaya ke kamarnya. Tiba-tiba dia berkata
“ Han kamu seneng dengan pagelaran bapak?”
“iya pak, bagus sekali pertunjukannya.” Jawabku
“kamu temani bapak ya?” katnya lagi
“iya pak, bagus sekali pertunjukannya.” Jawabku
“kamu temani bapak ya?” katnya lagi
Aku sempat heran dan kurang mengerti dengan perkataanya. Aku Cuma
tersenyum dan bergegas pergi. Kemudian Ki Jaya memngang tanganku. “gak
apa-apa Han!” ujarnya penuh arti.
“apa pak?” tanyaku agak takut.
“bapak Cuma minta pijitin soalnya badan bapak pegel-pegel semua.” Jawabnya
Aku Cuma tertunduk soalnya aku malu sekaligus takut.
“ ya udah kamu minta tolong sama sapa aja, bapak pegel nih biasanya habis pentas langsung dipijitin ma istri.!” Ujrnya lagi.
Mendengar hal demikian, ketakutan dan kecurigaanku serentak hilang.
Dan akupun bersedia untuk memijitnya. Akupun masuk ke kamarnya dan Ki
Jaya menutup pintu.
“udaranya dingin” katanya.
Akupun duduk di sampingnya diatas ranjang di kamr yang biasa
ditempati anakku. Tiba-tiba Ki Jaya melepas baju dan celananya. Aku
hanya terdiam dan sedikit malu.
AGEN POKER TERPERCAYA
“aduh capek banget Han nih rasanya pegel banget tangan bapak.” Katanya lagi.
Aku hanya mengangguk dan segera mengambil lotion milik ankku dan
mengoleskannya ke tangan dan tubuh Ki Jaya yang hanya mengenakan kaos
oblong dan celana pendek. Tubuhnya memang kekar dan kulitnya memang agak
hitam. Kumisnya cukup tebal dan rambutnya keriting. Sepertinya dia
menikmati pijatanku.
Apalagi kata suamiku kalo tanganku sangat lembut.
“ Han ke pinggang ya!” katanya
Akupun mulai turun ke bawah ke arah pinggangnya. Tiba-tiba tanganku sakit mungkin karena pegal memijit Ki Jya.
“kenapa Han?” tanyanya
“nggak ini pak, tangan Hana agak sakit” jawabku
“coba bapak lihat” jawabnya sambil meraih tanganku.
“nggak ini pak, tangan Hana agak sakit” jawabku
“coba bapak lihat” jawabnya sambil meraih tanganku.
Dia mengusap dan memijit pelan tanganku namun penuh arti. Sesekali dia mengusap lengan dengan alasan tradisional.
“ Han kamu cantik ya!”
Aku Cuma tersenyum tipis. Lalu K Jaya menngerakan kakinya dan
tiba-tiba dia memangkuku dan mengarahkanku ke ranjang. Seketika aku
terbaring dan tangan Ki Jaya memegangi kakiku dan berkata
“Han kan aku dibayar murah sama suami kamu, aku mintas bayaran lebih dari kamu ya?” katanya sedikit bersik.
“tapi pak, jangan pak ah” aku sedikit berontak tapi tak berani berteriak karena takut terjadi apa-apa nantinya.
“ gak apa-apa Han, ayo buka pakaianmu!” perintahnya
“aku takut pak.” Jawabku memlas
“sebentar aja lias, ayo!”
“tapi pak, jangan pak ah” aku sedikit berontak tapi tak berani berteriak karena takut terjadi apa-apa nantinya.
“ gak apa-apa Han, ayo buka pakaianmu!” perintahnya
“aku takut pak.” Jawabku memlas
“sebentar aja lias, ayo!”
Akupun terdiam entah kenapa. Ki Jaya pun mulai memngeryangi tubuhku
dan tubuhnya mulai menindihku. Terasa kontolnya yang keras mengganjal
tepat di atas memekku. Aku berdiam diri saja dengan apa yang dilakukan
Ki Jaya dengan diriku.
“Han bapak ga mau lama-lama, buka baju kamunya dong, entar keburu suamimu kesini!” perintahnya
Akupun segera mebuka pakainaku, entah kenapa aku mau aja. Mungkin aku
emmang sudah agak lama ga bertempur di atas ranjang dengan suamiku
karena kesibukan kami mempersiapkan acara hajatan. Kami sibuk mebuka
pakaian kami sampai akhirnya kami telanjang bulat. Segera Ki Jaya
meraihku dan memeluku kuat-kuat. Rupanya dia sangat bergairah.
“Pak, ciuman dong!” pintaku tanpa sadar
“manggilnya mas aja Han!” jawabnya seraya menciumi wajah dan bibirku.
“manggilnya mas aja Han!” jawabnya seraya menciumi wajah dan bibirku.
Tangan kannya meremas pantatku sedangkan tangan kirinya memelukku
dari pinggang. Akupun tak tinggal diam. Aku pegang kontolnya yang besar
dan ku kocokkan secara cepat. Sesekali bibirnya menciumi payudaraku dan
menekan-nekan kontolnya ke memekku yang sudah basah.
“kamu pernah selingkuh Han?” bisiknya
“belum mas, ahh” jawabku sedikit mengerang
“belum mas, ahh” jawabku sedikit mengerang
Kemudian dia menghentikan gerakannya dan memegang kontolnya dan segera mengarahkannya ke memekku.
“bentar mas, jilat dulu dong memekku. Ntar aku sepong kontol mas.” Pintaku berbisik.
Dia pun terlihat senang mendenagr pintaku dan langsung menciumi dan
menjilati memekku. Lima menit kemudian aku menyepongnya dan dia
mengelus-elus rambutku.
“enak Han…” desahnya
Aku tak sadar betapa gilanya permainanku dengannya. Padahal ini dilakukan di rumahku, dimana ada suami dan banyak orang di luar.
Desahan demi desahan kami suarakan dan saling bertsahutan.
“mas masukin sekarang lah.”
Kataku dan segera dia memasukan kontolnya ke memekku. Memekku memang
suadah tak sempit lagi, tapi kontol Ki Jaya sangat besar sehingga sulit
untuk amsuk. Kami butuh waktu sekitar 5 menit untuk melancarkan
pengeboran kami.
“ahhhh mas ahhhh” desahku
“Han terus Han, biar kedenger sama suami kamu” jawabnya
“iya mas. Aduh mas dadang, aku diewe sama ki dalang bejad nih mas, tolong mas gak nahan nikmatnya.” Rintihku
“Han terus Han, biar kedenger sama suami kamu” jawabnya
“iya mas. Aduh mas dadang, aku diewe sama ki dalang bejad nih mas, tolong mas gak nahan nikmatnya.” Rintihku
Ki Jaya hanya tersenyum dan sesekali mencium dan menjambak rambutku.
Permainan kami berlangsung sekitar 20 menit sampai akhirnya kami sampai
pada puncak kenikmatan kami.
“agggrgrrhhhhhhhhh…..” gumamnya
Kami saling melepaskan siraman kenikmatan.
Ladangku yang sempat tandus akhirnya disirami Ki Dalang yang perkasa ini.
No comments:
Post a Comment