AGEN POKER TERPERCAYA.
Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa
Aku masih duduk di kelas tiga SMP ketika
bapakku memanggilku ke ruangan kerjanya. Dari kecil aku sudah terbiasa
untuk hidup secara menyenangkan. Setiap keinginanku dituruti, sebagai
anak bungsu, aku sangat dimanja dengan segala fasilitas. Aku mempunyai
sopir pribadi yang siap mengantarkanku ke mana saja aku mau. Ayahku
memberiku uang jajan yang bisa aku belikan apa saja sesukaku.
Namun, ketika krismon tiba, musibah
itupun tidak bisa dipungkiri oleh keluarga kami. Kami jatuh bangkrut.
Itupun kami memiliki hutang pajak yang tertunggak. Sudah seminggu
lamanya, tukang pajak menyatroni rumah kami dan menghutang segala berkas
berkas perusahaan ayahku. cerita lepas perawan.
Ketika aku dipanggil masuk, petugas
pajak dan ayahku sedang duduk di ruang kerja. Petugas pajak itu sudah
cukup tua. Kira-kira seumur ayahku, tapi matanya dengan nanar memandangi
tubuhku yang termasuk bongsor. Dia tersenyum memandangku, wajahku
memang termasuk lumayan, maklum dengan tampang orientalku yang klasik,
banyak yang mengincarku.
Termasuk petugas pajak bernama Pak Amir
yang duduk di hadapanku. Ayahku secara panjang lebar menceritakan
kesulitannya yang dihadapinya dan bagaimana Pak Amir menawarkan
bantuannya untuk mengurangi hutang pajak yang tertunggak kepadanya. Tapi
untuk itu ada harga yang sangat mahal.
Masalahnya, ayahku sedang tidak memiliki
uang sama sekali. Sedangkan bila hutang pajak itu tidak diselesaikan,
ayahku akan dimasukkan ke penjara. Pak Amir berkata, bisa dibayar asal
aku mau memberikan keperawananku kepadanya. Ayahku hanya tertunduk saja.
Aku sangat kaget karena mendengar hal yang sebelumnya tidak pernah aku
bayangkan.
Setelah dijelaskan secara panjang lebar,
akupun menuruti perintah ayah. Secara gontai, dia meninggalkan kami
berdua keluar dari kamar kerja. Saat itu, aku mengenakan t-shirt dan rok
mini. Pak Amir secara perlahan mulai mengelus tanganku. Aku hanya bisa
memejamkan mata.
Dia mulai berani dan mengelus rambutku,
tiba-tiba aku mencium bau rokok, ternyata Pak Amir mulai menciumi
bibirku. Aku tidak bisa bergerak karena tubuhnya yang besar telah
menimpa tubuhku yang kecil. Ciumanpun turun ke dadaku yang membusung.
Tangannya secara perlahan meraba betis dan naik ke pahaku.
Secara perlahan, rokku di kibaskan dan
aku merasa kemaluanku dipermainkan oleh jarinya. Aku hanya bisa
berteriak kecil ketika jarinya menusuk alat kemaluanku dan tak lama
kemudian alat kemaluankupun menjadi basah. Tiba-tiba Pak Amir berdiri
dan membuka celananya. Aku tidak bisa berbuat apa-apa ketika dia memaksa
memasukkan alat kemaluannya ke mulutku.
Aku mencoba berontak, tapi apa daya? Bau
sekali penisnya tapi aku teringat akan nasib ayahku yang saat ini
sedang berada di tanganku, mengingat hal itu, aku mencoba merubah
sikapku dari pasif menjadi aktif. Aku tidak ragu lagi melahap penis Pak
Amir yang besar itu dengan mulutku. Kukulum dan kuhisap seperti orang
ahli. Dia memegang kepalaku seakan tidak mau penisnya keluar dari
mulutku.
Setelah puas, dia memaksaku membuka
celana dalamku. Akupun hanya bisa telentang ketika lidahnya memainkan
clitorisku. Aku hanya bisa merem-melek keasyikan, baru kali ini rasanya
aku merasakan kenikmatan yang begitu dahsyat. Tak lama kemudian, tak
hanya lidah saja yang berbicara.
Rupanya Pak Amir tidak sabar lagi untuk
mencoba vaginaku yang masih perawan. Aku menjerit kecil ketika aku
merasakan penisnya yang besar memasuki vaginaku untuk pertama kalinya.
Aku hanya bisa mengaduh kesakitan ketika dia dengan ganasnya melahap
keperawananku. Setelah bosan dengan posisi itu, dia memaksaku dengan
posisi menungging dan dia menghantamku dari belakang.
Aku hanya bisa memejamkan mata antara
menikmati dan kesakitan. Diapun berganti posisi dan duduk di bangku dan
aku disuruhnya untuk duduk di atasnya, dengan posisi duduk, aku memiliki
kendali atas dirinya dan entah kenapa aku telah lepas kendali, sehingga
aku menggoyangkan penisnya dengan cepat sekali, dia tidak tahan lagi
dan akupun dipaksa untuk menjilati air maninya, rasanya aneh. Tapi
karena aku disuruh telan, akupun tanpa pikir panjang menelannya.
Selesai tugasku untuk membantu ayahku
dan selesai pula pengalaman seks pertamaku dengan seorang petugas pajak
yang sebenarnya lebih pantas menjadi ayahku. Apa mau dikata. cerita
lepas perawan. Akupun tidak tahu apakah aku harus menyesal atau menikmati kejadian tersebut. Rasanya aku jadi ketagihan juga sih
No comments:
Post a Comment