AGEN POKER
Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa
Aku kuliah di suatu perguruan tinggi di medan, di fakultas ekonomi. Aku
baru masuk kemaren stambuk ’98 (jadi sekarang semester 5. Dan aku
memiliki seorang senioren (stb ’97), namanya Revi. Aku biasanya
memanggilnya mbak Revi. Dia satu kelompok diskusi denganku dan teman-
teman lain sekitar 10 orang.
Suatu kali, waktu ujian mid semester, seperti biasa, aku mencari
temen diskusi buat belajar bareng. Dan aku pun, kira-kira pukul 07.15
malam pergi ke tempat mbak Revi yang kos tak jauh dari kampus. Di sana
tanpa kesulitan aku bertemu dengannya.
“mbak Revi mana mbak ?” aku membuka percakapan dengan menanyakan temen sekosnya.
“dia pergi belajar sama ke rumah temennya” jawabnya dengan suara yang lembut.
“dia pergi belajar sama ke rumah temennya” jawabnya dengan suara yang lembut.
Kami belum mulai belajar sampai pukul 08.00 malam, soalnya temen-temen kami yang lain belum dateng.
Kami hanya mengobrol entah ke mana-mana. Lalu mbak Revi berkata,
“Ris, mbak keluar dulu ya, beli makanan ”
“Iya mbak, saya juga lapar nih” jawabku tanpa basa-basi.
“Iya mbak, saya juga lapar nih” jawabku tanpa basa-basi.
Kupandangi dia keluar kamar, pantatnya kelihatan sangat padat, rok
panjang yang dikenakannya agak sempit rupanya hingga menonjolkan buah
pantatnya. Aku jadi bernafsu.
Mbak Revi memang cantik, tapi aku tak pernah seperti ini, soalnya dia
selalu memakai pakaian longgar kalo’Ške kampus. Ketika dia mencari
makanan, iseng aku keliling-keliling memandangi kamarnya. Rapi sekali …,
lalu iseng kuangkat kasur di tempat tidurnya. ooops, ada sesuatu.
Tumpukan kertas-kertas yang terlipat-lipat, dan ketika kubuka, asataga !
Gambar-gambar lelaki telanjang rupanya. Aku sih tidak bernafsu (soalnya
laki-laki), tapi tiba-tiba aku berpikiran aneh …
Wah gue jadi kepingin ngerasain badan mbak Revi. Tapi bagaimana ? Ah
harus mulai gue rencanakan. Lalu kusimpan kembali kertas- itu, tidak
berapa lama, mbak Revi pulang, kami belajar sama sambil makan. Lalu
sekitar jam 1/2 sebelas, aku pulang ke rumah. Keesokan harinya, otakku
mulai ngeres. Aku beli obat perangsang. Kubeli agak banyak, biar
khasiatnya tinggi. Lalu malamnya, akupun datang ke rumahnya, alasannya
mau belajar sama, walaupun ujian besok tidak begitu susah. LAlu dia pun
mempersilahkan aku masuk. Aku masuk, lalu kami ngobrol sejenak.
“Mbak, beli snack, ya ?”
“Iya, tapi pake’ uang Aris” balasnya sambil tersenyum
“iya iya” aku jadi deg-degan melihat senyumnya dan ketika membayangkan kalo’ aku menyetubuhinya.
“Iya, tapi pake’ uang Aris” balasnya sambil tersenyum
“iya iya” aku jadi deg-degan melihat senyumnya dan ketika membayangkan kalo’ aku menyetubuhinya.
Lalu dia keluar, kali ini dia memakai baju kaos dan rok selutut, tapi
pantatnya tetap saja menonjol seperti kemaren (mungkin bukan roknya
yang salah, tapi memang pantatnya besar), aku jadi nggak sabar. Ketika
dia keluar, kuambil minum di teko yang tidak begitu banyak, paling 1 1/2
gelas.
Lalu cepat-cepat kuambil obat yang kubeli, dan kutuang semuanya,
kuaduk, dan kuletakkan kemabli teko itu. Ketika mbak Revi pulang, aku
pura-pura tidak ada kejadian apa-apa. Lalu kami makan gorengan bareng.
Saat dia mau minum, aku kegirangan, kuperhatikan dia lamat-lamat meminum
ramuan itu … dan … tidak berapa lama, sambil mengobrol, kelihatan dia
mulai gelisah, badannya mulai berkeringat. Hatiku girang, juga
deg-degan.
“Mbak kepanasan?” tanyaku pura-pura tak tahu
“Iya, kok panas kali ya ?”
“Udaranya memang panas kok mbak” Dan akupun mulai merapatkan dudukku dengannya, di tepi tempat tidurnya, lalu …
“Mbak mau dipijitin ?” Dia diam saja, lalu kupegang tengkuknya.
“Iya, kok panas kali ya ?”
“Udaranya memang panas kok mbak” Dan akupun mulai merapatkan dudukku dengannya, di tepi tempat tidurnya, lalu …
“Mbak mau dipijitin ?” Dia diam saja, lalu kupegang tengkuknya.
Dia melihatku sejenak, lalu diam kembali. Mulai ku remas-remas
tengkuk dan lehernya. Dia seperti keenakan. Lalu kuremas-remas
lengannya. Dia hanya mendesah keenakaan.
“wah, udah nafsu nih” pikirku. lalu kutanya
“Mbak mau dipijitin kakinya?” Dia diam saja, aku tahu, lalu kubimbing dia agar tidur tengkurap di tempat tidurnya.
“Mbak mau dipijitin kakinya?” Dia diam saja, aku tahu, lalu kubimbing dia agar tidur tengkurap di tempat tidurnya.
Aku mulai memijit betisnya, alamak … putih, bulunya halus, dan agak
besar. Sementara kupijit betisnya, dia mendesah sambil meremas-remas
bantal.
Aku tahu dia lagi hot. Lalu kunaikkan pijitan ke lutut, lutut, lalu
ke pahanya, dia tidak marah, hanya mendesah. Membuatku semakin bernafsu.
Lalu dengan pijitan yang agak kuat, kupijit pahanya, sambil sedikit
demi sedikit mengangkat roknya, sekarang roknya hanya menutupi pantatnya
yang bulat. CD nya yang putih juga sudah kelihatan. Kuberanikan
diriŠmemijit pantatnya, dia malah semakin mendesah … Ah, cocok. Aku
semakin bernafsu, dan tambah deg-degan.
“Mbak, punggungnya juga ya mbak ?”
“Iya” jawabnya hampir setengah sadar.
“Iya” jawabnya hampir setengah sadar.
Dengan cepat akku naik, dan duduk di atas pantatnya yang besar dan bulat, oooohhh … enaknya.
AGEN POKER TERPERCAYA
Kupijit punggungnya yang masih dibungkus baju kaos, sambil memijit,
kutekan-tekan pinggulku ke pantatnya. Dia hanya mendesah, sementara si
junior sudah tegang. Lalu kuangkat sedikit baju kaosnya sambil dipijit,
sedikit,sedikit, hingga hampir seluruh punggungnya kelihatan, sementara
tali BH nya masih kubiarkan. Aku terus menggenjot penisku yang sudah
tegang ke pantatnya yang oooohhh …
“Mbak, depannya juga ya mbak” “Hah ?Apanya”
Dia masih setengah sadar, tapi agak kaget.
“Nggak mbak, maksud saya kaki yang depan.
“iya” Lalu ia membalikkan posisinya, roknya dibiarkan saja, masih sebatas CDnya, lalu kupijit kaki depannya, naik ke pahanya, kusingkap sedikit lagi roknya, oh rupanya dia sudah basah. Lalu kupijit perutnya, dan aku naik ke atas badannya.
“iya” Lalu ia membalikkan posisinya, roknya dibiarkan saja, masih sebatas CDnya, lalu kupijit kaki depannya, naik ke pahanya, kusingkap sedikit lagi roknya, oh rupanya dia sudah basah. Lalu kupijit perutnya, dan aku naik ke atas badannya.
penisku tepat di atas memeknya, tapi aku masih menggunkan baju
lengkap. Kupijit perutnya, sambil kutekan-tekan bagian memeknya dengan
pinggulku.
“Oooh….” suara desahannya mulai kedengaran.
Sambil kupijit perutnya, kusingkap baju kaosnya sedikit demi sedikit,
hingga lewat dadanya. Kuperhatikan gunung kembar yang ditutupi BH itu,
besar juga, kira kira ukuran 35. Dengan memberanikan diri, kusingkap
BHnya ke atas tanpa melepas talinya. Oh, betul kataku, sungguh
menggairahkan, gunung kembar menonjol, putingnya masih merah jambu, dan
mulai mengeras. Aku semakin garang, lalu kucium bibirnya, dia balas
mangkulum lalu terus kukulum bibirnya sambil meremas dua buah dadanya
dengan kedua tanganku, sementara pinggulku terus menekan-nekan.
Lalu ciumanku turun *// Ke arah payudaranya, dia langsung
“black-out”, memejamkan matanya, hanya menyisakan bagian putih matanya
yang tampak samar-samar di antara bulu matanya. Pijatan yang bermula
dari jari berubah menjadi pijatan dengan lidah. Ku runcingkan ujung
lidahku, kujilat antara kena dan tidak. Mulai dari payudara aku turun ke
arah bawah, di rongga perut, setiap kali aku lakukan jilatan, ada
getaran-kejutan, sementara tangannya menjambak rambutku sesuai dengan
irama kejutan-kejutan yang terjadi di badannya.
“Ohh, hhhhhmmph” hanya dengusan-dengusan nafas yang kudengar,
selanjutnya perang gerilya terus kulakukan, ke arah bagian bawah
tubuhnya, kubiarkan cd-nya tetap ditempatnya, wanita akan indah kalau
hanya sedikit telanjang, lamunku.
Ku jelajahi, paha bagian dalamnya, ke arah lutut, semakin sulit
tangannya mengapai rambutku untuk di jambak, kuberikan tanganku sebagai
gantinya. Tanganku ganti diremas, jari-jemari kami saling menyatu,
kubiarkan remasannya.Š Tampak cd yang dia kenakan ada sedikit yang
berlubang, kutarik sedikit, untuk sekedar memperbesar lubang di cd,
kuciumin cd-nya, kuarahkan lubang cdnya, ke arah clit-nya yang
membengkak, hingga keluar dari sarangnya (CD), tampak indah sekali clit
yang keluar dari lubang cd.
Ku jilat, “ohh” erangnya Ku emut, ku hisap, kuhisap bersamaan dengan
ku jilat, ku lakukan gerakan berulang. Hingga dia menggelapar, seperti
ayam yang habis dipotong, kubiarkan dia menjepit kepalaku dengan kedua
belah pahanya. Aku sudah mengantisipasinya, sebelum dia menjepit segera
kuhirup sebanyak mungkin udara. Aliran udara yang kuhisap melalui,
mulut, menyebabkan gesekan udara dengan clit yang basah, menjadi kering
dan dingin, hembusan udara dingin yang akan masuk ke mulutku, membuat
rangsangan clinya menjadi- jadi.
Saat dia menjepit, kubiarkan jepitan itu, pekerjaan gerilya kulakukan
dengan menahan nafas dalam kegelapan (aku sambil memejamkan mata – malu
sama pembaca, agar nggak malu aku merem aja). Benar-benar nikmat
rasanya, dalam jepitan dan kegelapan serta kesunyian, merasakan
lembutnya clit, hanya tekanan jepitan yang menjadi pedomanku, semakin
kumainkan clitnya, semakin sering terjadi kejutan.
Saat nafasku akan meledak keluar, kulepaskan hisapan pada clit,
kuturunkan hidungku hingga lubang hidungku mencapai clitnya, aku
hembuskan sedikit demi sedikit melalui hidungku, keluarlah udara hangat.
Menyebabkan longgarnya jepitan pahanya. Tampak bagian cdnya ada yang
basah, campuran air liurku dengan lendirnya.
“Udah masukin” katanya, ini yang aku tunggu, aku selalu melakukan
penetrasi bila ada konfirmasi, artinya sudah ada lendir yang akan
melindungi gesekan antara bazoka dengan laras-pelontar-bazoka.
Ini juga sebagai indikator bahwa dia sudah mencapai tahap 80%, aku
hanya butuh 20% lagi untuk mencapai “O”. Aku angkat cdnya ke arah
samping, jadi kita “main” dengan masih ber- cd. Aku pun mengeluarkan
rudalku lewat samping cd-ku, agak sempit juga sih rongganya, tetapi
berkat cairan pelicin yang keluar, jadi tidaklah sulit untuk memasukkan.
Dengan sempitnya rongga kewanitaannya, aku takut mempercepat
ejakulasiku, hingga aku gunakan cara lain, agar dia cepat mencapai “O”
sementara aku bisa bertahan.
Ku tekan sedalam-dalamnya, hingga clitnya bersinggungan dengan bulu
kemaluanku, selanjutnya aku tidak menarik keluar-masuk, tetapi melakukan
penekanan dan tidak menekan clitnya, kulakukan berulang- ulang, dan
berusaha agar rudalku tidak mengalami gesekan dengan rongga wanitanya,
tak lama, tangannya menarik kepalaku, dan mencium bibirku dengan buas
sekali.
Dijulurkan lidahnya, bergesekan dengan lidahku, ohhhps, aku
paling nggak kuat kalau di cium seperti ini, bagian bawah di tahan,
bagian atas mana tahannnn (aku jadi inget tips Kak Ray, aku cari kain
pelŠatau tisue nggak ada, ya udah deh, yang terjadi, terjadilah, apalagi
semen atau nitrogen juga nggak ada). Takut aku ejakulasi, segera aku
hisap sekuat-kuatnya bibirnya, hingga dia sulit bernafas.
Sambil tetap menekan clitnya. Dengan sedikit menyingkap cd bagian
bawahnya, tanganku bergerilya meraba daging antara memek dan anus, dan
kadang meraba anusnya yang juga ditumbuhi rambut kasar, bekas dicukur.
“eh eh eh eh” nafasnya keluar masuk dengan tempo cepat
“uh uh uh uh” akupun demikian Seperti orang yang menyelam dan mencapai permukaan air, dan secepat kilat menghirup udara segar.
“uh uh uh uh” akupun demikian Seperti orang yang menyelam dan mencapai permukaan air, dan secepat kilat menghirup udara segar.
Tak perlu kutanyakan, apakah dia orgasme atau tidak, aku dapat
merasakan getaran memek serta denyutan di anusnya, juga rongga memeknya
yang mekar hingga ada jarak antara rudalku dan dinding memeknya, soal
lendir jangan ditanya deh! Udah bukan bening lagi, berbusa! Nah sekarang
giliran aku nih, tetapi bagaimana mungkin? (membaca saja aku tidak
bisa, salah yah – habis yang baca nafsu banget sih – cool man)
Selain terlalu banyak lendir, rongganya juga sudah membesar. Hmmm, ya
udah pake cara lain. Aku angkat kakinya, hingga lututnya ada
dipundakku, dengan demikian terjadi penjepitan di rongga memek, saat aku
lakukan penetrasi, ouhhh licin dan sempit.
Selanjutnya aku lakukan
gerakan keluar masuk, saat aku masuk, “telur”ku tertinggal di belakang,
saat aku cabut keluar, “telur”ku memukul lubang anusnya, hemmm, rasanya
“telur”ku seperti tertusuk duri yang melingkari lubang anusnya, membuat
gerakanku semakin cepat, dan akhirnya keluarlah cairan kenikmatanku.
Ahhh, nikmat sekali. Pas aku cabut rudalku, diikuti keluarnya suara ”
brett brett” dari rongga memeknya. Eh aku ketawa dia juga ikut ketawa,
yah udah keluarnya ketut-memek, menjadi seirama dengan gelak tawanya,
sambil menyemburkan spermaku yang masih menggumpal seperti jelly. Kami
pun tertawa bersama-sama, senang, puas, nikmat….
No comments:
Post a Comment