AGEN POKER
Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa
Aku memang ketagihan bermain cinta
dengan wanita setengah baya alias STW. Ada lagi pengalaman nyata yang
kualami. Pengalamanku menaklukkan kakak ipar ku yang pendiam dan agak
religius. Entah setan mana yang merasuki diriku karena aku menjerumuskan
orang baik-baik kedalam neraka nafsu.
Kejadiannya begini, suatu hari rumahku
kedatangan tamu dari Padang. Uni Tati kakak tertua istriku. Dia datang
ke Jakarta karena tugas kantor ikut seminar di kantor pusat sebuah bank
pemerintah. kakak ipar ku Uni adalah kepala cabang di Padang, kakak ipar
ku Uni menginap dirumah kami.
Dari pada menginap di hotel, mendingan
juga uang hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama seminggu dia
tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau kakak ipar ku Uni Tati
berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena
kecelakaan.
Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih tepatnya
kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius.
Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Uni
jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal
karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan
jalan-jalan ke Taman Safari.
Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya
tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua.
Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar
aku tetap mengantar kakak ipar ku Uni jalan-jalan misalkan ke Ancol saja
dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua. Sebetulnya aku agak
males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Uni
karena orangnya pendiam. Akupun menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa
dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.
Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat
naik KRL dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup
jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu kakak ipar ku Uni
yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan
merokok. Kami berencana jalan jam 10 pagi. Sehabis ngopi dan merokok,
aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam. Pikiranku melayang
membayangkan kakak istriku ini.
Uni Tati sangat menarik perhatianku
secara sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan
wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Uni. Mumpung ada
kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.
Kuatur jebakan untuk memancing kakak
ipar ku Uni. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan
berlilit handuk aku menunggu kepulangan Uni dari olahraga paginya.
Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Uni memasuki
pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit. Sengaja pintu rumah
aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci.
Aku berlalu menuju kamarku dan
segera memasang jebakan untuk mengejutkan Uni. Aku masuk kamarku dan
segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar
juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas.
Kudengar pintu depan berbunyi seperti
ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu
kakak ipar ku Uni melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan
juniorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini.
Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang
basah sehabis keramas.
Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak
menyadari kehadiran Uni. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat
sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Uni pasti melihat
tubuhku yang polos dengan junior yang tegak berdiri.
Nafsuku semakin menggeliat ketika
kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati
kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku
semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada
orang. Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi
berikut.
Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu
kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang. “E..eee…maaf Uni, aku
kira nggak ada orang,” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin
menutup pintu. Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang.
Malah kubiarkan kakak ipar ku Uni terdiam memandangi tubuhku yang polos
mendekat kearahnya.
AGEN POKER TERPERCAYA
Dengan tenangnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati kakak ipar ku Uni dan sekali lagi memohon maaf.
“Maaf ya Uni, aku terbiasa seperti ini.
Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumah ini,” kataku sambil berdiri
didepan pintu mau menutup daun pintu.
Tiba-tiba seperti tersadar kakak ipar ku
Uni bergegas meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak
apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan
kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek
tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Uni.
“Ada apa Andy,” ujar Uni setelah membuka pintu. Kulihat dia tidak berani
menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak
menyiakan kesempatan. “Uni, maafkan Andy ya…aku lupa kalau ada tamu
dirumah ini,” kataku merangkai obrolan biar nyambung.
“Nggap apa-apa, cuma Uni malu hati,
sungguh Uni malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya tanpa mau
menatap aku. “Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Uni kan
sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti
itu,” kataku memancing reaksinya.
“Sejujurnya Uni tadi kaget setengah mati
melihat kamu begitu. Yang Uni malu, tanpa sadar Uni terpaku didepan
kamarmu. Jujur aja Uni sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Uni
seperti terpana,” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai
sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati kakak ipar ku Uni dan
kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.
“Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita
berdua yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani
duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak
lama tanpa berkata apa-apa. Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan
untuk mandi aja.
Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong
setan mendorongku untuk memeluk saat kakak ipar ku Uni sudah berdiri
didepanku. Lama kupeluk erat, kakak ipar ku Uni diam saja. Mukanya
diselusupkan didadaku. Payudaranya yang masih kencang serasa menempel
didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan
ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat
dibibirnya.
“Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil
melepaskan diri dari pelukanku. Namun pelukanku tidak mau melepaskan
tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua kakak ipar ku Uni
sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan.
Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan.
Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran…putting susu
sebelah kiri. Uni menggeliat.
Pilinan jariku di payudaranya membuat
nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku
heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini
style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada
penolakan. Seperti dicocok hidungnya kakak ipar ku Uni menurut saja
dengan apa yang kulakukan terhadapnya.
Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana
panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , kakak ipar ku
Uni diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka
celana pendekku……..Uni masih diam.
Lidahku mulai bermain disekujur
tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke
leher…perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan
kecil…turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke
sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung
jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh kakak ipar ku Uni yang
putih bersih sangat membangkitkan gairah.
Kukangkangkan kakinya, kakak ipar ku uni
masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap
jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir
vagina dan klitorisnya Uni tiba-tiba berteriak ,” Ahhhhhhhh……..”
“Kenapa Uni….Sakit?,” tanyaku. kakak
ipar ku Uni hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu
kulanjutkan. Uni menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia
meraung..”Andyyyyyyy… ayo Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo Andy
tuntaskan….Uni udah nggak tahan,” katanya.
Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak
variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan juniorku
kelobah surganya yang sudah basah kuyup.
Dengan sekali sentak semua
batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin
karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan
irama tetap, keluar dan masuk. kakak ipar ku Uni semakin menggelinjang.
Aku pikir nggak usah lama-lama
bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya
pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Uni
meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre.
Tubuhku tak luput dari tarikannya. Semua itu dilakukan dengan lebih
banyak diam. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, “Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,”
lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat
kocokanku diatas tubuhnya.
Tiba-tiba aku didikejutkan dengan
hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku. “Jangan
keluarin didalam ….aku lagi subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah
gelombang kenikmatan yang belum mereda.
Kekagetanku hilang setelah tau
reaksinya. “Baik Uni cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku sambil
kembali memasukkan Junior ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena
dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku. Aku rasa kali ini
kakak ipar ku Uni agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak
reaksi Uni menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang
meringis keenakan.
Dan sampailah saatnya, ketika punyaku
terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina kakak ipar
ku Uni dan kugencet batang juniorku sambil menyemprotkan sperma.
Kuhitung ada lima kali juniorku meludah. Sekujur tubuh Uni yang mulus
ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental.
Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Uni bagkit mengambil
tisu dan meneyka badan serta mukanya.
“Andy…kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Uni rasakan,” kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.
Dengan persetujuan kakak ipar ku Uni,
kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Uni nggak
enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan.
Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan. Dalam dua sessi
berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Uni. Kalo
permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan,
permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi
buas….buas…sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan
leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.
“Aku sadar ini dosa, tapi aku juga
menikmati apa yang belum pernah aku rasakan selama bersuami. Suamiku itu
adalah pilihan orang tua dan selisih 20 tahun dengan Uni. Sampai Uda
meninggal, Uni tidak pernah merasakan kenikmatan sexual seperti ini.
Sebetulnya Uni masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah ketemu orang
yang tepat.
Mungkin posisi kakak ipar ku Uni sebagai kepala bagian lah yang membuat banyak pria menjauh.
No comments:
Post a Comment